Kamis, 15 November 2012

Terungkap Rahasia Menakjubkan Bumi


HeadlineINILAH.COM, London – Para ilmuwan berupaya memastikan keberadaan bentuk kehidupan yang memunculkan kehidupan lain yang ada di Bumi. Kini rahasia yang telah lama disimpan Bumi itu terungkap.Pada tiga miliar tahun silam, lautan berubah menjadi mega-organisme global sebelum akhirnya melahirkan moyang segala makhluk hidup yang ada saat ini. Organisme tunggal ini disebut LUCA dan kini organisme itu bisa dilacak di semua domain kehidupan, termasuk tanaman, binatang dan jamur.
Menurut hasil riset terbaru, LUCA merupakan ‘mega-organisme’ luar biasa yang mengisi laut di Bumi sebelum akhirnya menjadi tiga bagian, yakni bakteri, archea dan eukaryotes, dan melahirkan moyang segala makhluk hidup saat ini.
Namun pengetahuan mengenai apa yang terjadi sebelum organisme ini berpisah masih sangat sedikit. Menurut Gustavo Caetano-Anolles dari University of Illionois mengatakan, sel awal saling berbagi gen dan protein untuk bertahan hidup.
“Saat itu, lebih penting menjaga sistem tetap hidup daripada bersaing dengan sistem lain,” ungkapnya seperti dikutip
Pertukaran cuma-cuma dan kurangnya persaingan ini membuat lautan menjadi ‘mega-organisme tunggal’ yang akhirnya berevolusi untuk bisa menghasilkan apa yang ia butuhkan sendiri.
Saat itu terjadi, Bumi berubah untuk selamanya dan semua makhluk hidup yang ada saat ini terlahir. [mor]

Nyos Lake, Danau Ribuan Kematian

Ada banyak legenda tentang sebuah danau atau sungai di setiap daerah di Dunia. Namun jarang ada yang mengungkit atau menceritakan Legenda menyeramkan di danau Nyos Kamerun. danau Nyos sejak dulu telah banyak menyimpan misteri dan tragedi. Banyak misteri yang di tutupi dan tidak pernah di ungkap keluar.

Danau Nyos, danau luas yang terdapat di kawasan Kamerun, Afrika Barat. Kedalaman danau ini mencapai 157 m dengan bagian terdalamnya 208 meter. Ada banyak penduduk yang tinggal dilembah di sekeliling danau Nyos. Namun, pada tahun 1986, terjadi keanehan di pemukiman penduduk itu. Sekitar 1700 orang meninggal secara mendadak dan bersamaan. Yang lebih anehnya, semua penduduk yang meninggal itu tewas dalam posisi ketika sedang melakukan pekerjaan sehari-hari.

Ada yang tewas sambil memompa air, sedang memasak dan ada juga yang tewas ketika sedang meminum segelas air. Beberapa orang yang selamat dari peristiwa itu menceritakan apa yang terjadi pada hari orang-orang tersebut meninggal. Katanya, pada malam sebelum kejadian itu, udara tiba-tiba terasa hangat dan tercium bau seperti telur busuk. Masyarakat tidak terlalu memperdulikan kejadian itu. Dan tiba-tiba keesokan paginya, banyak mayat yang bergelimpangan ketika mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka.

Tidak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebab kematian yang aneh itu. Namun para ahli menemukan, kalau warna air Danau Nyos berubah dari bening menjadi warna oranye terang. Untuk mencari jawaban, para ahli kemudian meneliti Danau Craten di Oregon. Danau ini adalah danau terluas nomor tujuh di dunia. Luasnya mencapai 50 km persegi dengan kedalaman 594 meter. Sehingga digambarkan kalau Empire State dimasukkan ke danau ini, pasti akan tenggelam.

Danau Craten menampung sekitar 19 triliun liter air. Sekitar 7700 tahun yang lalu, Gunung Mazame di tempat itu meletus dan melemparkan puncak gunungnya. Kawah inilah yang kemudian membentuk Danau Craten. Namun, ternyata aktivitas gunung Mazame masih tetap mempengaruhi danau tersebut. Karena dibawah danau ternyata masih terdapat kolam-kolam bekas magma yang masih tetap panas.

Para ilmuwan yang melakukan penyelidikan dan mengambil beberapa spesimen air menemukan suhu air di dasar danau lebih hangat beberapa derajat, kadar garamnya juga sepuluh kali lebih pekat dan mengandung banyak CO2. Lalu CO2 ini kemudian merembes dari celah-celah kerak bumi dan menuju ke kawah yang kini telah menjadi danau. Namun, keberadaan air telah menghalangi CO2 itu naik ke udara. Kalaupun ada sedikit yang terlepas, masih bisa hilang terbawa hembusan angin. Sehingga tidak terlalu membahayakan.

Proses pergantian musim juga sangat mempengaruhi. Pada musim dingin, perputaran air akan terdorong ke bawah karena suhu dibawah lebih hangat. Sebaliknya pada musim panas, perputaran air akan naik ke atas. Siklus inilah yang kemudian membuat munculnya lapisan-lapisan air yang berbeda kadar kepadatannya. Lapisan air yang paling bawah lebih pekat daripada yang diatas. Di lapisan air yang paling bawah inilah CO2 yang mengalir dari dasar bumi itu tertahan.

CO2 tidak bisa naik lebih tinggi karena perbedaan kepekatan air di lapisan atasnya. Sehingga berkumpul dan terakumulasi selama puluhan tahun dan menjadi sangat banyak di lapisan air yang paling bawah. Fenomena ini kemudian ditemukan juga pada Danau Horseshoe yang berukuran lebih kecil dari Danau Craten. Pohon-pohon yang tumbuh di sekitar danau itu mengering dan akhirnya mati.

Setelah diselidiki, ternyata kadar CO2 di danau ini mencapai 100 ton/hari dan meresap ke tanah. Inilah yang membuat pohon-pohon di sekitarnya mati. Para ahli kemudian melakukan percobaan dengan menggali sedikit tanah di tepi danau itu lalu mencoba menyalakan api. Namun, akibat pekatnya kadar CO2 nya, api langsung padam begitu didekatkan dengan tanah. Ternyata akumulasi CO2 yang sudah sangat banyak di danau itu akhirnya meluap dan menyebabkan danau itu menjadi sangat berbahaya. Namun, kadar CO2 di Danau Horseshoe tidak terlalu membahayakan manusia, karena batas kadar yang membahayakan adalah 1,75 juta ton. Dan ini hanya akan terjadi pada peristiwa gunung meletus.

Penemuan-penemuan inilah yang kemudian membantu para ahli untuk bisa menyimpulkan apa yang terjadi di Danau Nyos. Malam hari sebelum peristiwa itu, ada sebuah tebing di tepian danau, runtuh dan masuk ke air. Diperkirakan reruntuhan tebing ini telah menggoncang lapisan-lapisan air. Sehingga lapisan paling dasar yang dipenuhi dengan CO2 menjadi pecah dan mengalirkan CO2 dalam jumlah besar ke permukaan danau. Keesokan paginya aliran CO2 ini kemudian memasuki wilayah pemukiman penduduk. Dan karena CO2 tidak berwarna dan tidak berbau, penduduk tidak menyadari kedatangannya. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk yang tewas ketika sedang mengerjakan kegiatan hariannya.

CO2 ini seperti pembunuh yang mengintai diam-diam. Mungkin hanya segelintir orang saja yang menyadari adanya bahaya tak kasat mata yang terdapat di dasar danau yang terlihat sangat indah di permukaannya itu. Tanpa mereka sadari, mereka elah menghirup CO2 yang berasal dari lapisan paling dasar danau, yang telah terakumulasi selama puluhan tahun. Dan banyak sekali orang yang meninggal karena itu.

Benar atau tidaknya berita tersebut. Belum ada kesahihan oleh para peneliti. Mereka hanya berani mengungkapkan fakta hasil temuan mereka. Ketika para ilmuwan baru mulai berdatangan untuk melakukan proses penyelidikan lebih lanjut. Pemerintah Kamerun seakan tidak memberikan akses dan memutuskan kasus ini ditutup.

Teori Pemisahan Dimensi

Artikel Menarik ini misteribumikita ambil langsung dari blog http://biron.blog.com. Dimana penulis memberikan argumennya tentang pemisahan alam antara manusia dengan mahluk halus dan hubungan antara mahluk manusia dan mahluk kuno..selamat membaca..


Saya teringat pada salah seorang profesor Amerika (saya lupa namanya) yang menerangkan rahasia otak manusia dalam tayangan National Geography. Melalui sebuah penelitian, dia mengetahui bila sistem kerja otak manusia dibagi oleh berbagai macam komposisi spektrum cahaya. Kombinasi spektrum cahaya membuat seseorang mengalami situasi yang berbeda. Dominasi warna merah akan membuat seseorang dikuasai emosi. Dominasi warna biru akan membuat seseorang memiliki ketenangan diri.

Lantas apa hubungannya spectrum cahaya dengan Legenda Pemisahan? Dan apa pula Legenda Pemisahan itu? Legenda pemisahan merupakan legenda yang dimiliki seluruh bangsa tentang adanya sebuah masa di mana manusia, makhluk kuno dan makhluk gaib pernah hidup berdampingan lalu mengalami masa-masa pemisahan (dipisahkan antara alam nyata dan alam gaib). Menurut Legenda Pemisahan pula, sebelum masa pemisahan terjadi, antara manusia, makhluk kuno dan makhluk gaib tersebut bisa hidup berdampingan serta bisa melakukan kontak biologis (baca: perkawinan).

Kontak biologis manusia dengan kuda kuno misalnya, menghasilkan keturunan bernama Centaur. Kontak manusia dengan kerbau akan menghasilkan keturunan bernama Minotaur. Kontak manusia dengan kambing akan menghasilkan keturunan bernama Faun dan masih banyak lagi. Makhluk-makhluk kuno tersebut, bersama para jin, fairis (peri), raksasa, hobbit dan banyak makhluk lainnya pada masa pemisahan memilih hidup di alam gaib. Sedang kehidupan di alam nyata diserahkan pada manusia bersama hewan murni serta tetumbuhan. Dan di antara makhluk-makhluk itu, terikat sebuah perjanjian untuk menghilangkan kemampuan bahasa yang menghubungkan mereka.

Dalam legenda dunia Barat, keberadaan makhluk-makhluk kuno banyak mengusai kisah-kisah mitologis mereka. Di dunia Timur, seperti Indonesia, banyak pula makhluk kuno yang merujuk pada makhluk-makhluk kuno barat seperti gandarwa yang merujuk pada raksasa, tuyul yang merujuk pada hobbit dan banyak lainnya. Jangan lupakan pula legenda persilangan makhluk yang menghasilkan suku Jawa, yakni asal usul suku Jawa yang berasal dari keturunan Sayid Anwar dengan putri raja jin, Prabu Nuradi. Bahkan dalam mitologi Timur Tengah (melalui Alkitab), Solomon atau Sulaiman, Putra Daud, dikenal sebagai manusia yang bisa berkomunikasi dengan tumbuhan, binatang dan makhluk gaib. Besar kemungkinan, pada masa Solomon, zaman pemisahan belum terjadi.

Anehnya, misteri tentang Legenda Pemisahan mendadak sirna begitu saja. Tidak ada lagi manusia yang mengetahui Pintu Pemisahan. Yang diketahui manusia, ketika kita melakukan pemusatan energi melalui proses meditasi, kita bisa menyeberang ke alam lain dan berjumpa dengan makhluk-makhluk gaib. Manusia yang melakukan meditasi merupakan manusia yang tengah mengubah energi positifnya menuju titik spiritualitas tinggi (high spirituality). Dan pembicaraan mengenai energi, sebenarnya tak lepas dari konsep ilmu aura, yang menguraikan energi dalam bentuk spectrum cahaya.

Sebagaimana yang diungkapkan profesor dari Amerika di atas, ilmu-ilmu energi yang dikenal di dunia Timur sama-sama membicarakan tentang cahaya. Bahkan, menurut kepercayaan monotheisme dari Timur Tengah, Tuhan juga sangat identik dengan cahaya atau nur. Bahkan, sosok Einstein juga mengalami kegelisahan hebat ketika sedang berpikir tentang cahaya, sampai-sampai dia menelurkan sebuah pemikiran hubungan cahaya dan waktu; “siapapun yang mampu menyamai kecepatan cahaya, maka waktu berhenti untuknya. Dan siapapun yang mampu melebihi kecepatan cahaya, maka waktu akan bergerak mundur untuknya.” Yang terbersit dalam pikiran saya, sebegitu rumitnya pembicaraan tentang cahaya, apakah letak Pintu Pemisahan juga berada di dalam rahasia cahaya?

Dalam sebuah kesempatan, saya pernah mendebat serius salah satu doktor lulusan Studi Kebudayaan Amerika tentang konsep makhluk-makhluk kuno, termasuk Tuhan, yang dianggapnya sebagai imajinasi yang di-“nyata”kan karena manusia mengalami kebuntuan berpikir. Dalam perdebatan tersebut saya menentang pikirannya dan mengatakan, bahwa saya percaya Tuhan ada, dan segala kegaiban seperti makhluk-makhluk mitologi juga pernah hidup di alam ini. Tidak mungkin sebuah imajinasi dapat muncul di seluruh penduduk dunia tanpa sebuah literatur atau pengalaman yang nyata.

Lalu saya mengatakan, dalam referensi kuno dan segala kitab suci, sudah diperkenalkan adanya makhluk-makhluk lain di samping manusia. Contoh yang paling sederhana adalah adanya jin yang memiliki alam berbeda dengan kita. Hanya saja, menurut sejarah kuno, makhluk-makhluk lampau itu keberadaannya dipisahkan oleh sebuah kesepakatan yang dikenali sebagai Legenda Pemisahan. Perdebatan itu terus berlanjut, tetapi kami tidak menemukan sebuah titik penyelesaian. Sang doktor tetap bertitik tolak pada keyakinan ilmiahnya, dan saya juga bertitik tolak pada keyakinan sembari mencari bukti-bukti adanya makhluk kuno di masa lampau.

Jumat, 05 Oktober 2012

3 Titipan GUSTI ALLAH


Dalam hidup ini, setiap manusia selalu mendapatkan pengayoman dari GUSTI ALLAH. Pengayoman tersebut tidak pernah putus walau sedetik pun. Berbagai kenikmatan di dunia ini senantiasa kita terima secara gratis. Contohnya, napas kita. GUSTI ALLAH senantiasa memberikan udara pada kita untuk bernapas dan tidak membayar sepeser pun alias gratis. Namun kadangkala manusia selalu menganggap kenikmatan itu sebagai hal-hal yang berbau materi.



Umumnya manusia merasa baru mendapatkan kenikmatan setelah menerima duit dari orang lain. Mereka mengatakan itu merupakan rejeki. Rejeki dan kenikmatan itu semata-mata bukanlah materi. Apa yang kita terima dari GUSTI ALLAH berupa kesegaran, kesehatan dan lainnya, itupun merupakan rejeki dan kenikmatan dari ALLAH. Itu merupakan tanda bahwa GUSTI ALLAH senantiasa mengayomi setiap diri umatnya. Tidak peduli apakah umatnya itu memiliki cacat fisik maupun rohani, semuanya selalu mendapatkan pengayoman dari GUSTI.

GUSTI ALLAH itu juga Maha Adil. DIA menjaga setiap sendi-sendi kehidupan umatnya. Namun berbeda dengan manusia, rata-rata makhluk yang disebut manusia ini dalam praktek kehidupan sehari-hari ternyata tidak adil. Ada tiga hal yang patut dijaga oleh manusia agar seorang manusia itu dikatakan adil dan menjadi "Manungso sejati". Apa saja itu?

Tiga hal tersebut adalah:
1. Raga
2. Pikiran
3. Jiwa

Ketiga hal tersebut ada dalam setiap tubuh manusia. Raga dalam bahasa Jawa disebut "Wadag". Pikiran dalam bahasa Jawa disebut "nalar". Sedangkan Jiwa disebut orang Jawa dengan "suksma". Ketiga hal tersebut antara satu dengan lainnya memiliki makanan sendiri-sendiri.

Makanan untuk ketiga hal tersebut:
1. Raga (makanannya adalah nasi, roti dsb)
2. Pikiran (makanannya adalah membaca koran, melihat TV, mendengarkan radio dan tukar pikiran dengan orang lain agar tumbuh pemahaman)
3. Jiwa (makanan dari jiwa adalah "panembah", "Memuji GUSTI ALLAH", Sembahyang, Sholat dan lainnya, agar muncul rasa tentram dalam hidup ini).

Nah, rata-rata manusia dikatakan tidak bisa adil karena untuk menjaga makanan dari ketiga hal tersebut saja merasa kesulitan. Padahal, GUSTI ALLAH sudah menitipkan tiga hal tersebut pada setiap diri dan titipan itu harus dirawat dengan baik oleh manusia. Kenyataannya malah berkata lain. Manusia umumnya menelantarkan satu dari ketiga hal tersebut.

Setiap titipan GUSTI ALLAH pada manusia jika kita sebagai manusia menelantarkannya, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup ini. Contohnya, jika kita lebih mementingkan raga saja dengan makan semua makanan yang ada tanpa diimbangi dengan kebutuhan Jiwa dan pikiran, maka yang muncul adalah penyakit akibat makanan itu.

Demikian juga ketika kita lebih mementingkan pikiran dimana kita selalu mencari pemahaman dengan membaca koran dan ilmu pengetahuan lainnya tanpa mempedulikan raga dan jiwa, maka kita juga akan sakit. Umumnya sakit maag, lever dan lainnya.

Oleh karena itu, ketiga hal tersebut harus dijaga keseimbangannya karena ketiganya merupakan titipan yang sangat berharga dari GUSTI ALLAH. Kalau ketiga hal tersebut sudah bisa dijaga dengan seadil-adilnya, maka kita bisa disebut manusia yang senantiasa menjaga amanah dari GUSTI ALLAH dan digelari sebagai "Manungso Sejati".

Membedakan Suara Hati


Manusia terlahir ke alam dunia ini dibekali dengan 'hati'. Hati yang dimaksud disini bukanlah hati yang sesungguhnya, melainkan abstrak. Di hati inilah kita sering merasakan sakit, sedih, gembira maupun senang. Semuanya bisa dirasakan dalam hati. Tapi hati yang ada di setiap umat manusia itu bisa berbicara dan bercakap-cakap dengan diri kita sendiri. Untuk bisa memahami suara hati tersebut perlu kiranya kita mengetahui ciri-ciri suara hati (hati nurani) yang merupakan suara GUSTI ALLAH lewat GURU Sejati.



Hati manusia itu terbagi menjadi dua yaitu:
- hati besar
- hati kecil

HATI BESAR
bisa bersuara dan mengatakan sesuatu kepada kita, tetapi suara-suara itu selalu berkata bohong. Contohnya, ketika kita sering semedi ataupun shalat, hati besar kadang-kala mengatakan,"Ibadahmu luar biasa! Tidak ada orang yang semedi-nya ataupun shalatnya seperti kamu". Bahkan kadangkala hati besar juga menyuruh untuk menipu, mencuri, emosi dan memaki-maki orang, membunuh dan lain-lain.

Sering kita mendengar berita ada seseorang yang mendengar suara untuk membunuh anak maupun istrinya agar kesulitan ekonomi yang melilit segera dapat teratasi. Tragisnya, suara itu malah dianggap sebagai wangsit atau suara ghaib dari GUSTI ALLAH. Hal itu jelas keliru. Karena hati besar senantiasa berkata bohong dan menghasut. Siapa penguasa hati besar? Setan dan Iblis, itulah yang menguasai hati besar kita.

Di Al Qur'an disebutkan bahwa Iblis dan setan itu diberi kesempatan oleh GUSTI ALLAH untuk menggoda iman manusia hingga terjerumus ke tempat yang nista. Di tempat itulah kita tinggal menyesali diri. Contohnya, ketika kita sudah melakukan pembunuhan gara-gara mengikuti perkataan hati besar, maka setan dan iblis pun akan tertawa terbahak-bahak penuh sukacita. Sementara kita, tinggal menyesali diri di balik terali besi.

HATI KECIL
Sementara hati kecil juga bisa bersuara dan mengatakan sesuatu kepada kita. Dan suara-suara yang muncul selalu berkata jujur dan tidak pernah bohong. Hati kecil juga biasa disebut-sebut sebagai hati nurani. Di hati nurani tiap manusia inilah GUSTI ALLAH lewat GURU Sejati bersemayam. Ketika berbuat salah, hati kecil senantiasa menegur apa yang telah kita lakukan.

Lewat hati kecil inilah, manusia tahu apa yang bakal terjadi pada dirinya. Lho, darimana kok bisa tahu apa yang bakal terjadi? Ya tentu saja dari GUSTI ALLAH yang menginformasikan pada GURU Sejati dan meneruskan pada kita. Ambil contoh, pernahkah Anda naik motor? Ketika menaiki motor tersebut Anda merasakan bahwa motor yang Anda tumpangi akan bocor. Suara di hati Anda begitu kuatnya mengatakan bahwa ban motor akan bocor, sehingga ban motor tersebut akhirnya bocor sungguhan.

Suara hati kecil inilah yang seharusnya kita dengar. Tetapi kadangkala hati besar senantiasa mengganggu kita untuk berbincang-bincang dengan hati kecil. Bahkan sering hati besar menyaru-nyaru dengan berkata lebih bijaksana sehingga kita pun percaya bahwa suara yang kita dengar itu adalah dari hati kecil.

Untuk bisa melatih agar lebih mendengar suara hati kecil tersebut, hendaknya kita sering berdiam diri dulu, merenung, sebelum mengambil keputusan tentang apa yang akan kita lakukan. Ketika berdiam diri dan merenung itulah akan muncul suara baik dari hati besar maupun hati kecil yang sangat bertolak belakang. Nah, dari suara dan tutur katanya itulah kita bisa mengetahui cara suara itu diucapkan maupun bahasanya untuk membedakan antara hati kecil maupun hati besar.

Oleh karena itu, sangatlah hebat sabda dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa Jihad (perang) yang besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Sedangkan hawa nafsu itu tempatnya ada di hati besar yang juga tempatnya iblis dan setan bersemayam. Jika sudah bisa mengalahkan hati besar tersebut, maka kita akan lebih mudah untuk mendengarkan hati kecil dan selalu dapat berkomunikasi dengan GUSTI ALLAH.

Belajar Ilmu dari Alam


Disadari ataupun tidak, GUSTI ALLAH senantiasa memberikan banyak gambaran pada manusia lewat ciptaanNYA. Tetapi kebanyakan manusia ‘tidak berpikir’ sehingga keberadaan alam ciptaanNYA ini kelihatan biasa-biasa saja.



GUSTI ALLAH menjelaskan lewat kitab suci Al Qur’an yang intinya: “Berjalan-jalanlah kamu dimuka bumi. Maka kamu akan melihat kekuasaanKU”. Artinya, kita harus cerdas dan cermat dalam mengamati keberadaan alam semesta itu. Dengan begitu, kita akan bisa merasa dekat dengan GUSTI ALLAH.

Sebenarnya, sangat mudah untuk menikmati keindahan alam. Orang bisa meluangkan waktu dengan bertamasya, wisata ke pegunungan, pantai dan lain-lain. Dalam hal menikmati alam, pandangan antara anak kecil dan orangtua (sudah berumur) akan berbeda. Coba sesekali perhatikan anak kecil yang tengah berjalan-jalan dan tiba-tiba mereka melihat sungai yang airnya mengalir deras. Pasti, tanpa pikir panjang ia akan kepingin untuk mandi di kali itu.

Tapi berbeda dengan orangtua dalam menikmati alam. Para orangtua itu cenderung tidak melihat keindahan dari sungai itu. Yang indah bagi orangtua ataupun orang yang sudah dewasa adalah duit. Kemanapun mata memandang, yang dipikirkan hanyalah duit dan dunia. Padahal yang dilihat indah itu adalah fana dan bakal berubah. Itulah perbedaan antara anak kecil dan orang tua/dewasa dalam memandang keindahan alam.

Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari alam. Kita bisa belajar tentang ilmu kesabaran, ilmu kesetiaan, ilmu kepasrahan, ilmu diam dan banyak ilmu lainnya. Lho kok bisa? Jelas sekali. Lihatlah buktinya.

Belajar Kesabaran
Kalau hendak belajar ilmu kesabaran, maka kita hendaknya belajar pada Bumi yang kita injak setiap harinya ini. Bayangkan, bumi ini tidak pernah mengeluh meskipun diinjak-injak ratusan juta manusia. Bumi juga tidak pernah tersinggung meskipun diludahi, dikencingi bahkan menjadi tempat buangan kotoran manusia. Ia akan dengan sabar menerima semuanya. Kesabaran apalagi yang bisa mengalahkan bumi ciptaan GUSTI ALLAH itu? Tapi kalau manusia berbuat semena-mena terhadap bumi, maka Sang PENCIPTA akan marah dan bumi bakal menggulung dan menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri. Contohnya, tanah longsor dan lainnya.

Belajar Kesetiaan
Jika hendak belajar ilmu kesetiaan, tidak ada salahnya kita belajar pada matahari. Belajar dalam hal ini bukan berarti menyembah matahari. Tidak! Tetapi kita cukup melihat, merasakan dan mencontoh kesetiaan matahari yang juga ciptaan GUSTI ALLAH. Matahari adalah tempat belajar ilmu kesetiaan karena ia dengan setia senantiasa hadir dari Timur dan terbenam di Barat setiap hari.
Matahari tidak pernah ingkar janji untuk tidak terbit. Ada orang yang guyon dengan mengatakan, lha kalau mendung bagaimana? Meski mendung, matahari tetap bersinar meski tertutup mendung. Bukankah ia terus setia?

Belajar Kepasrahan dan Nerimo (Ikhlas)
Jika Anda ingin belajar ilmu kepasrahan dan nerimo (ikhlas), maka tidak ada salahnya belajar pada laut. Laut yang diciptakan GUSTI ALLAH adalah tempat mengalirnya beribu-ribu sungai di dunia ini. Kotoran apapun yang dilemparkan manusia lewat sungai, pasti akan mengalir ke laut. Dan laut akan pasrah menerima barang-barang buangan itu. Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun.
Laut juga akan ikhlas menerima semua air, kotoran atau benda-benda apapun yang mengalir lewat sungai. Keikhlasan yang ditunjukkan oleh laut adalah keikhlasan “Lillahi Ta’ala” (semuanya karena ALLAH).

Belajar Ilmu dari Tumbuhan
Kita juga harus belajar dari tumbuhan. Apa alasannya? Alasannya jelas, karena tumbuhan sejak dari bibit ia hidup, ia cenderung diam. Tapi tahu-tahu lama kelamaan tumbuhan itu menjadi besar dan memberi manfaat bagi si penanamnya. Bayangkan, sebuah tumbuhan saja tahu cara menghargai dan berterimakasih pada orang yang merawatnya. Sedangkan kita manusia ini yang disebut makhluk mulia oleh GUSTI ALLAH, malah tidak bisa menghargai dan berterimakasih pada GUSTI ALLAH yang telah merawat kita. Apa layak kita disebut sebagai manusia Rahmatan Lil-alamin (manusia yang menjadi rahmat bagi alam semesta)?

Kalau kita menghormati alam, berarti kita juga mensyukuri apa yang telah dianugerahkan GUSTI ALLAH. Bukan malah kita memperTUHAN alam.

Nyalakan "Lampu" Hati



Hidup ini diciptakan oleh GUSTI ALLAH berpasang-pasangan. Ada siang-malam, lelaki-perempuan, orangtua-anak-anak, besar-kecil, tua-muda, baik-buruk, bahagia-sedih dan lain-lain. Semuanya itu merupakan pasang-pasangan yang sudah ditetapkan oleh GUSTI ALLAH. Jikalau hidup kita sedang mengalami kebahagiaan, janganlah lantas kita
bangga. Pasalnya, dibalik kebahagiaan itu pasti ada kesedihan. Tidak mungkin hidup seseorang di dunia ini bahagia selamanya karena kita semua hidup di alam fana (tidak abadi).


Demikian juga ketika kita sedang dilanda kesulitan hidup, janganlah berputus-asa. Karena dibalik kesulitan hidup itu pasti ada kemudahan. Sering kita mendengar orang bijak yang mengatakan,"Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya". Bahkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW sendiri lewat hadistnya pernah mengungkapkan beberapa hal penting. Apa itu?

1. Ingatlah sehat-mu sebelum sakit
2. Ingatlah muda sebelum tua
3. Ingatlah kaya sebelum miskin
4. Ingatlah lapang sebelum sempit
5. Ingatlah hidup sebelum mati

Hidup bahagia itu bisa dicapai jika hati kita terlepas dari gundah gulana, tidak ada kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan untuk menghadapi hidup ini. Dengan hati yang tenang, maka segala persoalan hidup akan bisa diatasi karena hati yang tenang akan membuat pikiran kita lebih jernih dalam memandang segala persoalan yang ada dalam hidup ini.

Bagi masyarakat Kejawen, untuk membuat hati menjadi tenang, maka langkah utama yang harus dilakukan adalah menyalakan "lampu" dalam hati kita yang gelap. Dengan begitu, maka hati kita menjadi terang benderang. Bagaimana untuk mendapatkan hati yang terang benderang? Orang Jawa yang berpaham Kejawen memiliki kiat tersendiri. Kiat itu adalah dengan jalan bertapa.

Kata-kata bertapa yang dikenal oleh masyarakat Kejawen bukan berarti menyendiri di hutan ataupun di gunung, tetapi bisa saja bertapa itu dilakukan di perkotaan ataupun tempat ramai. Contohnya, ada tapa ngrame, dimana si pelaku tapa tidak boleh masuk ke dalam rumah atau tempat-tempat yang dinaungi atap untuk beberapa hari dan harus selalu mencari keramaian. Tentu saja hal itu dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH.

Tapa Lelono

Salah satu cara bertapa yang dilakukan oleh masyarakat Kejawen adalah tapa lelono. Apa itu tapa lelono? Tapa lelono adalah bertapa dengan cara berjalan kaki. Lelaku jalan kaki tersebut lebih afdhal-nya dilakukan dari jam 12 malam sampai jam 3/subuh. Hakekat dari cara lelaku ini adalah untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH. Lho kok bisa mendekatkan diri dengan jalan kaki? Jika cara berjalan kaki itu hendaknya diniatkan untuk mencari "lampu" hati sehingga bisa dengan mudah mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH

Pada saat berjalan kaki itu, kita berbicara sendiri dengan diri kita. Dan pada saat berjalan tersebut dipergunakan sebagai waktu untuk introspeksi diri. Jadi berjalan kaki yang kita lakukan tidak sia-sia. Insyaallah dengan cara itu, kita akan menemukan siapa jati diri kita.