Manusia paripurna adalah manifestasi Tuhan di dunia yang memiliki
kewajiban utama mengagungkan dan memuliakan Sang Pencipta, karena inilah
ia diberikan ha-hak istimewa oleh Tuhan. Untuk menjadi manusia
paripurna harus melampaui kedudukan kalian sebagai manusia ( an-nas )
terlebih dahulu, bukan hanya manusia berkesadaran hewan yang memangsa
dan dimangsa. Jika sebagai seorang al mu’min ( beriman ) terlampaui
maka kalian harus melampaui kedudukan manusia bertaqwa ( al muttaqin )
samapai seterusnya. Hidup adalah kehendak untuk membuktikan bahwa
dirinya ada dan inilah yang mesti disadari oleh kita sebagai manusia,
untuk menyadarinya ujilah dirimu ;
Pertama, sadarilah bahwa dirimu merupakan manusia yang terbuat dari
tanah lempung yang disemayami ruh Ilahi. Kedua, sadarilah bahwa
keberadaan manusia yang lain adalah sama dengan dirimu sehingga tidak
usah merasa lebih tinggi atau rendah. Ketiga, sadarilah bahwa yang
paling tinggi derajatnya diantara insan adalah mereka yang sudah
mencapai pencerahan dengan menyaksikan Hakikat yang Ilahi yang
tersembunyi didalam dirinya.
Pupuh 2 sebagai berikut :
Manusia hakiki (sejati ) adalah, wujud hak, kemandirian dan kodrat
Berdiri dengan sendirinya, Sukma menjelma sebagai hamba
Hamba menjelma pada Sukma, nafas sirna menuju ketiadaan
Kehampaannya meliputi alam semesta
Sifat 20
1. Nafsiyah : Wujud – sifat yg berkaitan dengan Diri atau Dzat
2. Salbiyah : Qidam, Baqa, Mukhalafah, li al hawadits, Qiyamuhu bi nafsihi, wahdaniyah
3. Ma’ani : Qudrat, Iradat, Ilm, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam
4. Ma’nawiyah : Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran, Mutakalliman
Sifat Rasul
1. Shiddiq : jujur
2. Fathanah : cerdas, cermat dan seksama
3. Amanah : dapat dipercaya
4. Tablig : orang yang menyembunyikan yang bukan haknya dan menyampaikan pada yang berhak menerimanya
Fardhunya syahadat
1. Tashdiq : meneguhkan hati kepada Dzat Allah, mengetahui bahwa
segala sesuatu adalah ciptaanNya, dan Nabi Muhammad adalah diutus oleh
Dia untuk member keteladanan akhlak yang mulia
2. Ta’zhim : Dilakukan dengan mengagungkan asma Allah
3. Hurmat : adalah menhormati kesucian Tuhan dalam kehidupan ini
4. Hilawah : adalah menghiasi diri dengan sifat2 terpuji
Tapa sebagai perwujudan syariat :
1. Tapa Ngeli : menghanyutkan diri …berserah diri sepenuhnya
kepada Tuhan agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Tuhan “ darma
nglakoni “
2. Tapa Geniara : tidak boleh merasakan sakit hati, bila dibicarakan orang lain, untuk mlatih kalem, teguh rahayu
3. Tapa Banyuara : harus mampu menyaring omongan dan tutur kata
4. Tapa Ngluwat : tidak boleh membanggakan kebaikan diri, tidak memamerkan kebajikan diri, dan sepi pamrih
Kitab Semesta
1. Loh mahfuzh ( papan tulis yg terjaga ):
kitab yg memuat hukum yang menerangkan kejadian di alam semesta ini
seperti heriditas ( pewarisan sifat ), kebangkitan, dan semua hokum
material dan immaterial kosmos
2. Kitab Mubin : yang merekam fenomena alam yg ada secara actual seperti dalam surat Yunus 10:61
3. Imam mubin : adalah kitab arsip bagi apa yg telah
dilakukan atau masih tersimpan dalam pikiran manusia, dan tersimpan
petunjuk bagi kemajuan lahir dan batin manusia
Ihsan
Itulah yang disebut Sang Hyang Widhi olehnya
Dia berbuat baik dan mengabdi atas kehendakNya
Dihapuslah tekad lahiriahnya
Tingkah laku dan pendapat yang dilahirkan tiada berbeda
Berketetapan hati tuk berkiblat dan setia
Teguh dalam pendiriannya
Segala kotoran yang melekati dibersihkannya
Sampai ajal tak akanmenyembah budi dan cipta
Dirinya bersifat Muhammad yang mulia
Sifat rasul yang sejatinya
Sifat Muhammad yang kudus dan mulia
Tiada yang dijadikan pimpinan dalam hidup ini
Kecuali budi yang dipimpin Dzat Wajibul Maulana
Ihsan adalah wujud dari rukun iman dan islam, yaitu
pengabdian kepada Allah sepenuh hati seolah2 kau melihatNya, dan
meskipun engkau tidak melihatNya, Dia melihat engkau .
Hiasi dirimu dengan warna Ilahi
Hormati cinta dan tegakkan
Tabiat muslim penuh cinta kasih
Yang tak punya cinta jadi kafir
Segala gerak hidupnya tergantung pada Allah semata
Segala kehendaknya, iradah Ilahi
Mari tinggalkan kata
Cari hakikat ruhaninya
Tuangkan cahaya Ilahi atas gulita amalmu
Raja kita teramat miskin dari semua orang
Karena kemiskinan sang raja rakyat menderita
Dia perampok bukan seorang kalifah
Ketololannya menipu diri sendiri
Atas nama kerajaan disebarkan wabah petaka
Lapar seorang pengemis Cuma memusnahkan diri sendiri
Laparnya raja membinasakan negeri dan agama
Maka : Siapapun menhunus pedang tidak demi Tuhan
Pedang itu menusuk ke dadanya sendiri
Iqbal
Barang siapa yang mendatangi orang yang kaya dan bersikap tawaduk,
merendahkan diri kepadanya karena hartanya, maka ia telah kehilangan
duapertiga agamanya
Ali bin Abi thalib
Sifat Nafsiah adalah sifat yg berkaitan dengan
“Diri” atau Dzat, yang mengatributkan pada adanya Tuhan, Tuhan wajib
ada, pasti ada dan mustahil bila tidak ada
Sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan sifat
lawannya, artinya bila Tuhan yang disebut yang paling dahulu
keberadaanya maka tidak ada lagi yang mendahuluinya dan ini disebut juga
sebagai Jamal. Qidam mempunyai arti yang ada yang tidak didahului oleh
keberadaan sebelumnya, Baqa’ mempunyai arti sebagai sifat yang tak
pernah berakhir, Mukhalafah artinya berbeda dengan barang baru, iniah
sifat unik, semua yang terindera disebut barang baru dan berbeda dengan
ruh yang ditiupkan oleh Dia, sedangkan ruh sendiri mempunyai tingkatan
yaitu; ruh khayali, aqli, fikri, kudus.
Ruh indrawi ( madariki )ada pada setiap makhluk hidup dan merupakan cikal bakal kehidupan dan menyebabkan ciptaan bisa hidup.
Ruh Khayali berfungsi untuk menyimpan kesan atau
memori, disinilah seorang bayi bisa mengenali apa-apa yang terserap oleh
inderanya walaupun untuk tahap memaknainya missal untuk memahami apa
sebenarnya yang pahit dan manis itu.
Ruh Aqli merupakan ruh yang mampu memahami makna-makna
diluar indera dan khayal, bisa memahami sesuatu yang abstrak dan
merupakan essensi manusia yang tidak ditiupkan pada binatang. Ruh inilah
yang dapat memahami sesuatu yang berupa tamsil, ibarat, perumpamaan dan
metafora lainnya dan agama merupakan santapan bagi ruh ini.
Ruh Fikri adalah ruh yang mampu mengakomodasikan
pengetahuan rasional murni, kemudian menggabungkan pengetahuan tersebut
menjadi satu, dari penggabungan itu didapatlah kesimpulan sehingga
dihasilaknlah pengetahuan baru yang berharga bagi manusia.
Ruh Kudus adalah ruh yang ditiupkan pada para nabi,
wali, dan orang-orang suci dan dengan ruh ini sesorang dapt menyaksikan
hal-hal gaib, hokum alam dan ini merupakan tambahan agar manusia dapat
memperoleh petunjuk dalam hidupnya
Dan Syekh Siti Jenar merincinya sebagai berikut;
Diri manusia di bagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan jasmani atau
jasad, lapisan nafsani atau jiwa, dan lapisan ruhani atau sukma. Dan
masing-masing instrument dapat menangkap kebenaran pada dimensinya.
Lapisan jasmani berfungsi untuk menerima semua kesan inderawi, dan tidak
bisa memaknainya dan tidak bisa digunakan untuk memahami apa dibalik
itu, dan kemampuannya terbatas pada umur tertentu, dan berhenti pada
saat manusia mati dan tentu saja tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
Lapisan Nafsani merupakan pembeda antara manusia dan binatang, dengan
instrumennya ini manusia dapat memiliki kesadaran sebagai manusia, mampu
berangan-angan dan berpikir, dengan berpikir manusia dapat memilah dan
memilih, menimbang, mengetahui antara fakta dan realita dan ekspresi
lainnya. Namun instrument ini yang namanya akal, budi dan pikiran dapat
mengembara ke dunia imajiner atau khayali yang tidak berpijak pada
kebenaran, maka dari itu ini harus disinari ruh alias sukma; “Sukma
menjelma sebagai hamba, hamba menjelma pada sukma, nafas sirna menuju
ketiadaan, badan kembali sebagai tanah “, dan ruh inilah yang disebut
mursyid sebagai penunjuk jalan. Qiyamun bi Nafsihi artinya bangkit dengan Dzat pribadinya sendiri.
Manusia yang hakiki, adalah wujud hak, kemandirian dan kodrat
Berdiri dengan sendirinya
Adanya kehidupan ini karena pribadi
Ditetapkan oleh pribadi
Ditetapkan oleh kehendak nyata
Hidup tanpa sukma
Tiada merasakan sakit atau lelah
Suka dukapun musnah
Berdiri sendiri menurut karsanya
Hidup sesuai kehendaknya
Wahdaniyyah artinya satu, esa atau tunggal, inilah
sifat keenam Tuhan yang merupakan sifat manusia sempurna, dualitas yang
hilang pada sifat ini, dan ini merupakan alam ruhani yang terendah
berada diatas nafsani yang diterangi gemerlapnya bintang dan kita dapat
mendengarkan panggilan Tuhan semesta alam dan dialam ini senantiasa
makhluk ruhani beraudensi dengan Tuhan dan setan ataupun makhluk yang
berenergi negative lainnya tak akan sanggup mendengarkan pembicaraan
dialam ini
Sifat Ma’ani adalah sifat yang mengandung sifat-sifat nafsiyah. Qudrat dan Iradat, Kodrat
artinya kuasa dan ini dimiliki manusia dalam ssifat sederhana untuk
memilih memilah, mengatur, membuat, dll, dan pencapaiannya juga berbeda2
tergantung pada kebiasaan melatih dirinya. Iradat
artinya adalah sifat kehendak atau kemauan yang dimiliki manusia, dan
antara kodrat dan iradat tidak dapat terpisahkan dan dengan ini manusia
bisa berbuat apa saja yang dikehendaki, dan apabila tidak bisa
memimpinnya maka akan menjadi perusak kehidupan, karena hanya berhenti
di nafsani maka dibawah kekuasaan Ego, yang seharusnya di bawah kendali
Ruh dariNya, itulah yang ada di ayat Kursi dan seperti tembang berikut
ini ;
Kodrat adalah kuasa pribadi
Tiada yang mirip atau menyamai
Kuasanya tanpa peranti
Dari tanpa rupa menjadi warna warni
Lahir batin satu sebab sawiji
Iradat berarti
Karsa tanpa runding
Hidupberdiri sendiri
Menurut karsanya
Sesuai kehendakNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar