1. Merupakan hakekat Dzat mutlak yang kadim. Artinya;
hakekat Dzat yang lebih dulu, yaitu Dzatullah, yang menjadi wahana alam
Ahadiyat yang ada adalah pohon kehidupan yang berada dalam jagad yang
sunyi senyap segalanya, dan belum ada sesuatu apapun
2. Hakekatnya cahaya, yang diakui sebagai tajalinya Dzat di dalam nukat gaib, sebagai sifatnya Atma, menyebabkan adanya alam Wahdat
3. Diakui sebagai rahsa Dzat, sebagai namaNya, menyebabkan adanya alam Wahadiyat
4. Berasal dari nur muhammad, itulah hakekat Sukma yang diakui sebagai keadaan Dzat sebagai tabirnya Atma, menyebabkan adanya alam Arwah
5. Keadaan nur muhammad dan tempat berkumpulnya darah seluruhnya adalah hakekat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, sebagai ikatannyaNya, menyebabkan adanya alam Mitsal
6. Hakekat Budi, diakui sebagai hiasannya Dzat, sebagai pintunya Atma, menyebabkan adanya alam Ajsam
7. Hakekat Jasad yang meliputi 5 warna yang bergerak , yang diakui sebagai Wahana Dzat, sebagai tempat Atma, menyebabkan adanya alam Insan Kamil
Selanjutnya tentang Kenyataan dalam alam Hukmi ;
1. Alam Ruhiyah – alam nyawa
2. Alam Sirriyah – alam perwujudan budi ( jasad) dan disinilah adanya
4 nafsu inti ; – Lawwammah cahayanya hitam disebut alam Nasut
- Amarah cahayanya merah disebut alam Jabarut ( antara lain khodam ada disini )
- Sufiah cahayanya kuning disebut alam Latut
- Muthmainah cahayanya putih disebut alam Malakut
3. Alam Nurriyah-alam cahaya
4. Alam Uluhiyah-alam Ke-Tuhanan
Dalam proses perjalanannya adalah dengan 2 cara yaitu ;
Taraqih ( Mendaki ) :
1 Semua orang mengandalkan kemampuannya sendiri2 baik mulai dari
mengandalkan muka, suara, ilmu pengetahuan atau fisiknya untuk
mendapatkan uang atau materi, jelas sudah bahwa kita selama ini
disibukkan dengan urusan2 fisik sehingga makin tebal saja untuk dapat
melihat Tuhan, maka dapat dikatakan kebanyakan manusia terhijab
pandangannya untuk melihat Tuhan oleh dinding yang paling Luar atau alam
Ajsam ini
2. Manusia adalah makhluk yg berjiwa dan diberikan akal dan hatinya
sehingga lebih maju daripada manusia yang sekedar mengandalkan fisik
saja, namun Tuhan memberikan akal dan hati inipun rupanya bertingkat2.
Kerja akal yang paling bawah adalah ‘aql atau akal dalam al qur’an
afalaa ta’qiluun. Kerja akal adalah memikirkan sesuatu yang bersifat
kealaman, dan dgn akal ini akan ditemukan kebenaran dan kesalahan serta
kebaikan dan keburukan dalam perspektif duniawi. Demikan juga kerja
hati, ia memiliki beberapa tingkatan , yg terendah adalah qalb atau hati
yang selalu berbolak-balik, kadang baik kadang buruk…dan orang yang
biasa menggunakan ‘aql dan qalb ini cenderung akan serakah pada dunia.
Inilah hijab yang lebih tipis dibanding dengan fisik. Lebih tinggi lagi
bila manusia bisa mengaktifkan akal kedua yaitu fikr ( Ta’ala afalaa
tatafakkaruun )yang akhirnya dapat menjangkau hal2 yang tak tampak di
dunia ini. Islam diturunkan dengan membawa kabar gembira juga membawa
peringatan kepada manusia tentang adanya siksa yang pedih di akhirat
kelak. Kebanyakan manusia sulit untuk dapat mengenalTuhan secara
sempurna, maka Rasulullaah Muhammad SAW al mustafa diutus memberikan
jalan tengah agar mereka menyembah Tuhan sesuai kemampuannya, adanya
sorga neraka adalah merupakan motivasi agar mereka menyembah Tuhan.
Sayyidina Ali menyebut manusia seperti itu sebagai pedagang yaitu hanya
menyembah Tuhan jika diancam dgn neraka dan dijanjikan sorga sebagai
hadiah, dan dgn fikr-nya yg sudah terbuka lebih baik dari pada mereka
yang masih terkungkung nafsu dan sudah memasuki pengenalan alam Mitsal
3. Selanjutnya manusia diharapkan mengenal rohnya (nyawa), inilah
nyawa yg membuat jasmani dan jiwa menjadi hidup, jasmani tidak akan
dapat bergerak bila tida dapat perintah dari jiwa, dan jiwa tdk dpt
memberi perintah pada gerakan jasmani jika tidak terdapat roh di
dalamnya. Ketika sdg tidur, manusia tidak bergerak dan tidak merasakan
sesuatu karena jiwanya keluar dari jasad, namun ia tetap dikatakan hidup
karena rohnya masih ada dalam jasad. Dalam al qur’an, Tuhan meniupkan
roh manusia ini yang berasal dari roh-Nya. Roh berasal dari Tuhan secara
langsung adapun jasmani hanyalah gambaran maya saja dan bisa enjadi
penghalang bagi manusia yang tidak mampu menangkap rahasia diciptakannya
jasmani tersebut. Mengenal Tuhanpun dapat dilakukan melalui jasmani
dengan menganggapnya sebagai gambaran dari Wajah Tuhan, adapun Dzat
sesungguhnya adalah dalam Rahsa, sedangkan jiwa adalah gambaran dari
perbuatan, nama dan sifat Tuhan, sama seperti alam semesta ini juga
sebagai tajaliNya
4. Roh manusia satu dan roh manusia lainnya juga satu, karena dari
sumber yang satu yang bersumber dari Nur Muhammad dalam alam Wahidiyat
dan roh manusia ini hanyalah titipan kecil dari Roh Agung kepada roh
kecil di dunia
5. Roh Agung pada Martabat Wahdah ini bukan lagi sebagai makhluk,
namun lebh dekat dengan sifat keTuhanan, Dia adalah satu namun bukan
Tuhan namun bukan lagi makhluk dan tidak berkaitan dengan mahkluk
6. Bila kita dapat menggulung semuanya menjadi satu termasuk sifat
Hayyun atau Maha hidup dalam Martabat Wahdah maka akan timbul Dzatullah
7. Tiada bernama, berawal-berakhir, tiada bertepi dan keberadaanNya tak dapat dijangkau dengan nama
Tanazul ( Menurun ) :
1. Dzat Tuhan yang tidak bernama, karena tidak satupun yang mampu
mewakili KeberadaanNya, tiada berawal dan berakhir serta Maha Esa, tidak
ada yang dapat mengenalNya karena tidak ada yang lain selain diriNya,
Dia berkeinginan menciptakan makhluk agar makhluk itu
mengenalNya…Penampakan Tuhan ini berjalan menurun, dan penurunan petama
yang Dia lakukan adalah sebagai Nur Muhammad atau sering disebut Allah
dan ini hanya sebuah nama untuk menyebut diri Tuhan, padahal sejatinya
Dia tak dapat dijangkau dengan nama
2. Penurunan ini bukan berarti bahwa Tuhan ada 2, Dia hanya
menampakkan Diri dalam kualitas menurun agar lebih mudah di kenal karena
Dzat Tuhan terlalu suci untuk dikenal, jadi nama adalah jembatan agar
Dia mudah untuk dikenal inilah Martabat Wahdah
3. Tetap dengan penurunan Diri dengan nama Allah ini pun masih sulit
dikenal secara mudah, maka Tuhan menurunkan Diri lagi menjadi bersifat
kemakhlukan, yakni Nur Muhammad yang tidak lagi bernama Allah dan dalam
tahap ini bersifat mendua atau berpasang-pasangan sebagai cikal bakal
penciptaan alam semesta dan tahapan ini biasa disebut dengan Martabat
Wahidiyat
4. Dari Nur Muhammad yang bersifat kemakhlukan ini terurai menjadi
bagian2 halus yang belum tampak. Itulah roh2 atau alam arwah, roh
merupakan sumber kehidupan bagi tiap2 benda. Kehidupan merupakan syarat
mutlak bagi makhluk untuk dapat mengenal Tuhan
5. Sumber kehidupan berupa roh tersebut tidak akan mampu mewakili
keinginan Tuhan jika tidak disertai sarana atau wadah. Dalam alam Mitsal
ini manusia sudah ada namun masih berbentuk jiwa. Ia belum memiliki
raga, selanjutnya Tuhan menampakkan DzatNya sebagai wadah perbuatan,
nama dan sifatNya, sehingga muncullah alam Ajsam
6. Tuhan menampakkan diri secara menyeluruh, Raga adalah perwujudan
Rupa DiriNya, perbuatan nama dan sifat alam semesta adalah WajahNya,
semuanya terbungkus sifat kemakhlukan yang serba mendua
7. Setelah mengetahui hakikat diri secara menurun, maka tahulah bahwa alam semesta hakikatNya adalah gambaran Rupa Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar